Mahajitu, juga dikenal sebagai Mahajitu Bodhisattva, adalah tokoh yang dihormati dalam tradisi Buddha, khususnya di negara-negara Asia Timur seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea. Mahajitu dianggap sebagai bodhisattva, makhluk yang telah mencapai pencerahan tetapi memilih untuk tetap berada dalam siklus kelahiran kembali untuk membantu orang lain mencapai pembebasan. Nama Mahajitu diterjemahkan menjadi “Yang Maha Pengasih”, menekankan sifat welas asih bodhisattva dan dedikasinya untuk membantu semua makhluk hidup.
Salah satu representasi Mahajitu yang paling terkenal adalah patung ikonik Avalokitesvara Bertangan Seribu, suatu wujud bodhisattva dengan seribu tangan dan mata di setiap telapak tangan, melambangkan kemampuan untuk melihat dan menjangkau semua makhluk yang membutuhkan. Gambar ini sering digambarkan di kuil Buddha dan merupakan simbol kasih sayang dan belas kasihan.
Makna spiritual Mahajitu terletak pada peran bodhisattva sebagai dewa welas asih dan penyayang yang membantu mereka yang kesusahan dan membimbing mereka menuju jalan pencerahan. Para penyembah berdoa kepada Mahajitu untuk perlindungan, penyembuhan, dan bimbingan, percaya bahwa bodhisattva akan menjadi perantara atas nama mereka dan membantu meringankan penderitaan.
Selain makna spiritualnya, Mahajitu juga memiliki makna budaya di negara-negara Asia Timur. Bodhisattva sering digambarkan dalam seni, sastra, dan budaya populer sebagai simbol kasih sayang dan empati. Ajaran Mahajitu tentang cinta dan kebaikan telah menginspirasi banyak orang untuk menumbuhkan pandangan hidup yang lebih welas asih dan altruistik.
Salah satu kisah paling terkenal yang terkait dengan Mahajitu adalah legenda Keranjang Ikan, di mana bodhisattva menggunakan keranjang ikan ajaib untuk menyelamatkan makhluk hidup dari lautan penderitaan. Kisah ini menggambarkan kasih sayang dan kesediaan Mahajitu yang tak terbatas untuk membantu semua makhluk, apa pun keadaannya.
Secara keseluruhan, Mahajitu mewujudkan cita-cita kasih sayang, belas kasihan, dan tidak mementingkan diri sendiri yang merupakan inti dari ajaran Buddha. Makna spiritual dan budaya bodhisattva terus bergema di kalangan orang-orang di seluruh dunia, menginspirasi mereka untuk mengembangkan cara hidup yang lebih welas asih dan empati. Baik melalui doa, meditasi, atau tindakan kebaikan, para pemuja Mahajitu berupaya mewujudkan semangat welas asih bodhisattva dan memberikan kesembuhan serta kenyamanan bagi mereka yang membutuhkan.